Jumat, 07 Mei 2010

nasib demokrasi berprospek

Fraksi Golkar dalam Pansus Century DPR berpandangan ada kejanggalan dan penyimpangan dalam kebijakan bail out Bank Century. Golkar siap menghadapi konsekuensi pahit karena berseberangan dengan koalisinya dari Partai Demokrat. Bahkan menurut Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung, bahwa dengan sikap politik Golkar yang akan disampaikan dikesimpulan akhir Pansus Century, Golkar siap menerima konsekuensi sepahit apapun.

Terhadap sikap Golkar yang bertentangan dengan sikap Partai Demokrat yang merupakan koalisi Golkar, Akbar berpendapat. Golkar hanya berusaha melakukan fungsi pengawasan terhadap pemerintah. Namun jika langkah Golkar ini dinilai lain maka Golkar harus siap berada diluar pemerintahan.

Tapi jika nantinya dengan sikap Golkar yang berbeda dengan sikap Demokrat ini, kemudian Golkar dikeluarkan dari koalisi dan berarti tidak mempunyai menteri di Kabinet SBY, akan bagaimanakah sikap politik Golkar baik diparlemen mapun di percaturan politik nasional.

Dengan (asumsi) dikeluarkannya Golkar dari pemerintahan, berarti ini merupakan hal pertama dalam sejarah negara ini, bahwa Golkar berada di luar pemerintahan. Atau dengan kata lain, baru kali ini Golkar menjadi oposisi.

Sebaiknya langkah Golkar dalam menyikapai kontradiksi ini bagaimana? Memang Golkar serba salah, misalnya Golkar memberikan penilaian akhir yang sebangun dan sewarna dengan Partai Demokrat, maka Golkar akan mendapat cercaan dan tertawaan masyarakat luas, dan tidak menutup kemungkinan bahwa ini akan mempengaruhi electabilitas Golkar selanjutnya, sehingga dikhawatirkan Golkar akan semakin tenggelam. Namun dengan merapatkan barisan ke Partai Demokrat, para menteri dari Partai Golkar akan selamat dari resuffle.

Namun jika Golkar bersuara keras, apa adanya sesuai temuan-temuan yang didapatkan selama Pansus Century ini beracara, maka Golkar akan mendapat tekanan yang sangat keras dari partai “induk” koalisinya, yaitu Partai Demokrat dan bahkan tidak menutup kemungkinan Golkar akan ditendang SBY kelaur dari kabinetnya SBY. Akan tetapi dengan lugasnya Golkar menyampaikan hasil Pansus Century akan mendapat apresiasi yang sangat tinggi dari rakyat Indonesia, dan akan dicatat dengan “tinta emas” bahwa Golkar sudah benar-benar berubah dalam pergaulan percaturan politik nasional dan ini menjadi modal besar partai Golkar untuk meraih simpati rakyat dan dapat dijadikan political asset saat Pemilu 2014 nanti.

Golkar Menjadi Oposisi?

Kalau Golkar menjadi oposisi, maka ada beberapa analisa penulis tentang nasib perkembangan demokrasi di negeri ini. Ingat bahwa dengan pengalaman Golkar di pemerintahan yang sudah lebih dari 40 tahun, maka dari segi “kematangan” kader baik dari segi kwalitas maupun kwantitas Golkar memilikinya sangat banyak sekali. Sehingga kalau mereka berada di luar pemerintahan, maka tenaga-tenaga “handal” tersebut akan menjadi “penonton” ataupun “pengamat” yang tentunya melakukan kritik kepada pemerintahan. Dan diharapkan kritiknya merupakan kritik membangun. Dan pihak pemerintah sebagai yang dikritik menerimanya dengan senang hati, bukan malah “lebay” seperti sekarang ini.

Dari sisi negatifnya, tenaga-tenaga berpengalaman dan “handal” dari Golkar tersebut kalau tidak disalurkan atau digunakan dipemerintahan, amak ditakutkan mereka melakukan hal-hal yang tidak diharpkan, misalnya melakukan kejahatan atau penipuan “kerah putih” yang tentunya dengan mudahnya bisa mereka lakukan, karena sudah berpengalaman dan mereka tentunya mengetahui secara detail cara-cara yang bisa mereka lakukan untuk mendapatkan yang mereka inginkan dengan caar ilegal ini.

Dengan adanya kritik yang sangat berkwalitas dan sebanding baik di parlemen maupun dari cara lain, diharapkan pemerintah melakukan perbaikan-perbaikan akan kinerjanya, sehingga pencapaian kinerja pemerintahan bisa optimal dan otomatis kesejahteraan rakyat bisa diperbaiki.

Kekuatan Golkar ditambah kekuatan PDIP , P. Hanura dan P. Gerinda di parlemen melawan koalisi PD, maka akan terjadi proses check and ballance yang sangat menarik, mengingat selama ini proses tersebut kurang berimbang, namun dengan masuknya PG sebagai partai oposisi maka kekuatan oposisi akan semakin kuat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar